Rabu 20 Sep 2023 07:48 WIB

31 Kali Gangguan Listrik Terjadi di Jateng-DIY, Penyebabnya Layang-Layang

Bermain layang-layang di dekat jaringan listrik juga berbahaya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Jaringan listrik PLN (ilustrasi)
Foto: Dok: PLN
Jaringan listrik PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Frekuensi gangguan kelistrikan yang disebabkan oleh layang-layang mengalami peningkatan di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada periode Agustus-September 2023.

Terkait hal ini, PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng-DIY mengimbau masyarakat agar lebih bijak dan berhati-hati saat bermain layang-layang agar tidak menimbulkan gangguan kelistrikan.

"Kami mohon bantuan, para orang tua agar ikut mengedukasi anaknya yang bermain layang-layang," ungkap General Manager PLN UID Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta, Mochamad Soffin Hadi, di Semarang, Selasa (19/9/2023).

Sebisa mungkin, kata Soffin, bermain layang-layang dilakukan di tanah lapang dan jauh dari jaringan listrik, baik Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Udara Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET).

Hal ini untuk meminimalkan terjadinya gangguan jaringan kelistrikan yang diakibatkan oleh permainan layang-layang, seperti halnya kasus yang terjadi dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Selain itu, bermain layang-layang di lokasi yang dekat dengan jaringan listrik juga sangat berbahaya, terutama saat tersangkut dengan kabel jaringan listrik bertegangan seperti SUTM, SUTT, maupun SUTET.

PLN UID Jateng-DIY mencatat, pada periode Agustus-September 2023 ini, frekuensi gangguan jaringan listrik akibat permainan layang- layang mengalami peningkatan.

Dari total 224 gangguan kelistrikan SUTM yang terjadi di wilayah kera PLN UID Jawa Tengah dan DIY, sebanyak 31 gangguan kelistrikan di antaranya terjadi akibat dipicu oleh layang-layang.

"Bahkan dari 14 gangguan listrik yang terjadi pada SUTT/SUTET, sebnyak 13 gangguan di antaranya juga disebabkan oleh permainan layang-layang," ungkap Soffin, dalam penjelasannya.

PT PLN, lanjutnya, mengoperasikan jaringan kelistrikan SUTM sepanjang 55 ribu kilometer sirkuit (kms) dan SUTT/SUTET sepanjang 6.600 kms yang membutuhkan peran serta langsung dari masyarakat.

Khususnya untuk menjaga pasokan listrik agar tetap andal dan berkualitas kepada para pelanggan. Di satu sisi, bermain layang-layang di dekat jaringan listrik juga berpotensi membahayakan nyawa manusia.

Karena benang maupun senar yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat konduktor (penghantar) sangat membahayakan bagi keselamatan jiwa jika tersangkut pada kabel jaringan listrik.

Termasuk saat mengambil layang-layang yang tersangkut pada jaringan kabel listrik dengan menggunakan tongkat maupun alat yang bersifat konduktor juga dapat menyebabkan kematian.

Selain risiko bagi keselamatan jiwa tersebut, bermain layang-layang di dekat jaringan listrik juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan listrik hingga mengakibatkan pemadaman listrik meluas.

PLN sangat mengapresiasi peran serta masyarakat yang telah berpartisipasi dan proaktif dalam menjaga jaringan listrik agar tetap aman dan bisa berfungsi dengan baik bagi kehidupan sehari-hari.

"Oleh karena itu, kami mohon pengertian serta bantuan dari masyarakat, untuk bisa mengedukasi anak agar mencari lokasi yang lapang dan jauh dari jaringan listrik saat bermain layang-layang.," ujar Sofiin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement