Selasa 07 Mar 2023 04:34 WIB

Banjir Melanda, Masa Tanam Padi di Kudus Terganggu

Persiapan masa tanam harus mundur menunggu banjir surut.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/3/2023). Menurut data BPBD setempat, sebanyak 2.216 hektare sawah di lima kecamatan di wilayah itu terdampak banjir sehingga sebagian petani gagal panen, sementara harga gabah di wilayah tersebut turun dari Rp5.300 per kilogram menjadi harga paling rendah mencapai Rp2.500 per kilogram akibat kualitas padi yang menurun akibat terendam banjir.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/3/2023). Menurut data BPBD setempat, sebanyak 2.216 hektare sawah di lima kecamatan di wilayah itu terdampak banjir sehingga sebagian petani gagal panen, sementara harga gabah di wilayah tersebut turun dari Rp5.300 per kilogram menjadi harga paling rendah mencapai Rp2.500 per kilogram akibat kualitas padi yang menurun akibat terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak hanya menggenangi kawasan permukiman warga, namun juga area persawahan. Akumulasi lahan pertanian padi yang ikut terdampak banjir bahkan mencapai ribuan hektare.

Kendati begitu, tidak banyak tanaman padi yang mengalami kerusakan akibat banjir yang terjadi. Karena posisi sebagian besar lahan persawahan yang tergenang banjir umumnya sudah selesai dipanen.

Hanya sebagian kecil area persawahan yang tergenang dan sudah ada tanamannya. “Itu pun tidak dapat dikatakan puso,” ungkap Kabid tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Dewi Masitoh.

Dampaknya, lanjut Dewi, hanya persiapan masa tanam yang harus mundur karena menunggu banjir surut. Saat ini, Dinas Pertanian dan Pangan masih melakukan pendataan dan inventarisasi di lapangan.

Ia mencontohkan hasil pendataan di Kecamatan Undaan, hamparan sawah yang tergenang tersebar di 15 desa, meliputi Desa Berugenjang, Glagahwaru, Kalirejo, Karangrowo, Lambangan, Larikrejo, Medini, Ngemplak, dan Sambung.

Selain itu juga Desa Terangmas, Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor, Wates, dan Wonosoco. “Dari jumlah 3.204 areal sawah yang tergenang banjir di kecamatan ini, yang ada tanaman padinya hanya sekitar 95 hektare,” jelasnya.    

Sementara itu, data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus hingga Ahad (5/3) pukul 18.00 WIB kemarin, jumlah lahan persawahan yang tergenang banjir di daerah ini akumulasinya telah mencapai 5.384 hektare.

Hamparan lahan persawahan yang terdampak genangan banjir tersebar di lima wilayah kecamatan. Meliputi Kecamatan Mejobo, Jati, Undaan, Jekulo, dan Kaliwungu.

Di wilayah Kecamatan Mejobo, total lahan persawahan tergenang banjir mencapai 1.189 hektare tersebar di sembilan desa. Yakni meliputi Desa Temulus, Mejobo, Payaman, Gulang, Kesambi, Kirig, Gulangtepus, Jepang, dan Hadiwarno.

Sedangkan di Kecamatan Jati total mencapai 214 hektare, yang tersebar di wilayah Desa Jati Wetan, Tanjung Karang, Jetis Kapuan, Jati Kulon, Loram Kulon, Loram Wetan, Pasuruan Lor, Pasuruan Kidul, dan Desa Jepang Pakis.

Adapun di wilayah Kecamatan Undaan, total lahan persawahan yang tergenang banjir mencapai 3.145  hektare, tersebar di wilayah Desa Ngemplak, Karangrowo, Undaan Lor, Undaan Kidul, Undaan Tengah, Wates, Wonosoco, Larikrejo, Berugenjang, Kalirejo, Lambangan, dan Sambung.

Di Kecamatan Jekulo mencapai 443 hektare yang tersebar di wilayah Desa Bulungcangkring, Bulung Kulon, Sadang, Sidomulyo, Gondoharum, dan Pladen.

Sementara di wilayah Kecamatan Kaliwungu total sawah tergenang banjir mencapai 393 hektare, tersebar di wilayah Desa Setrokalangan, Garung Kidul, Banget, Prambatan Lor, Prambatan Kidul, Blimbing Kidul, Kedungdowo, dan Gamong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement